penerapan wawasan nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang
senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan negara daripada
kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan kata lain, wawasan nusantara
menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam
rangka menghadapi berbagai masalah menyangkut kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Implementasi wawasan nusantara senantiasa
berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh
dan menyeluruh. Keyakinan
ini dibuktikan dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak awal
proses pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai sekarang.
Dengan demikian wawasan nusantara menjadi pedoman bagi upaya mewujudkan
kesatuan aspek kehidupan nasional untuk menjamin kesatuan, persatuan dan
keutuhan bangsa, serta upaya untuk mewujudkan ketertiban dan perdamaian
dunia.
Bangsa
Indonesia bersama bangsa-bangsa lain ikut menciptakan ketertiban dunia
dan perdamaian abadi melalui sosial budaya, ekonomi maupun politik luar
negeri yang bebas aktif. Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan
politik akan menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan
dinamis. Hal tersebut tampak dalam wujud pemerintahan yang kuat
aspiratif dan terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan
rakyat.
Implementasi
wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi akan menciptakan tatanan
ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata. Di samping
itu, implementasi wawasan nusantara mencerminkan tanggung jawab
pengelolaan sumber daya alam yang memperhatikan kebutuhan masyarakat
antar daerah secara timbal balik serta kelestarian sumber daya alam itu
sendiri.
a. Kekayaan
di wilayah nusantara, baik potensial maupun efektif, adalah modal dan
milik bersama bangsa untuk memenuhi kebutuhan di seluruh wilayah
Indonesia secara merata. Namun sayangnya hal tersebut belum sepenuhnya
benar-benar terwujud, dalam pengelolaannya hasil kekayaan bangsa
indonesia belum sepenuhnya dinikmati secara bersama-sama bahkan
kekayaaan bangsa indonesia sering dikuasai oleh perusahaan
swasta/pribadi hal ini membuktikan bahwa pemerintah bangsa indonesia
belum sepenuhnya bisa menjadi wakil rakyat yang pro dengan rakyat.
Mereka hanya mengatasnamakan dirinya untuk rakyat namun pada
kenyataannya mereka masih memetingkan urusan pribadinya/usahanya
sendiri, disamping itu pemerintah belum bisa membela aspirasi rakyatnya
karena mereka cenderung berpihak kepada para pengusaha swasta berkantong
tebal.
b. Tingkat
perkembangan ekonomi harus seimbang dan serasi di seluruh daerah tanpa
mengabaikan ciri khas yang memiliki daerah masing-masing. Maksudnya
pembangunan ekonomi harus merata diseluruh nusantara dengan cara membuka
wilayah-wilayah yang terisolir menjadi daerah pusat perekonomian di
indonesia yaitu dengan cara membuka jalur-jalur transportasi agar
wilayah tersebut menjadi daerah yang ramai dan penuh dengan potensi
perekonomian sehingga dapat menarik investor-investor untuk menanamkan
modalnya diwilayah tersebut. Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah
nusantara diselenggarakan sebagai usaha bersama dengan asas kekeluargaan
dengan sistem ekonomi kerakyatan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat.
c. Perwujudan
Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya. Peranan
wawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan menciptakan sikap
batiniah dan lahiriah yang mengakui segala bentuk perbedaan sebagai
kenyataan hidup sekaligus karunia Tuhan. Implementasi ini juga akan
menciptakan kehidupan masyarakat dan bangsa yang rukun dan bersatu tanpa
membedakan suku, asal usul daerah, agama, atau kepercayaan,serta
golongan berdasarkan status sosialnya. Budaya Indonesia pada hakikatnya
adalah satu kesatuan dengan corak ragam budaya yang menggambarkan
kekayaan budaya bangsa. Budaya Indonesia tidak menolak nilai-nilai
budaya asing asalkan tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa
sendiri dan hasilnya dapat dinikmati.
d. Perwujudan
Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Pertahanan dan keamanan.
Peranan wawasan nusantara dalam kehidupan pertahanan dan keamanan akan
menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa, yang lebih lanjut akan
membentuk sikap bela negara pada tiap warga negara Indonesia. Kesadaran
dan sikap cinta tanah air dan bangsa serta bela negara ini menjadi
modal utama yang akan mengerakkan partisipasi setiap warga negara
indonesia dalam menghadapi setiap bentuk ancaman antara lain:
Ø Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya \adalah ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
Ø Tiap-tiap
warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk ikut serta
dalam pertahanan dan keamanan Negara dalam rangka pembelaan negara dan
bangsa.
E. Peranan Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara berperan penting bagi kedaulatan suatu negara. Karena
wawasan nusantara sangat berperan penting untuk membangun jiwa dan
menumbuhkan rasa cinta tanah air. Dengan ditanamkanya wawasan nusantara
sejak dini akan menciptakan suatu pola pikir dimana bahwa seluruh
kekayaan bangsa indonesia ini baik dari sumber daya alamnya maupun dari
sumber daya manusiaanya/budayanya yang merupakan warisan nenek moyang
pejuang pendiri bangsa harus dijaga, dirawat dan dilindungi dengan
segenap jiwa raga dari tangan negara lain yang ingin merusak bangsa dan
negara Indonesia
tercinnta ini. Indonesia merupakan bangsa yang kaya dan subur sehingga
sudah pasti banyak negara lain yang tergiur dengan segala kekayaan dan
potensi luar biasa yang dimiliki bangsa indonesia. Wawasan nusantara
yang ditanamkan pada generasi penerus bangsa ini akan mebentuk dan
membangun jiwa nasionalisme dan rasa bersatu untuk bersama-sama menjaga
tanah air dari segala ancaman negara lain baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Masa
depan bangsa berada di tangan generasi muda khususnya pelajar. Mereka
adalah harapan kita. Generasi bintang. Sudah sepantasnya energi dan
perhatian kita curahkan kepada pelajar demi terwujudnya masa depan
bangsa yang memiliki ketahanan nasional yang tangguh. Jangan berharap
terlalu besar untuk menumbuhkan nasionalisme dari generasi tua.
Mahasiswa saja sudah sulit. Nasionalisme mereka memiliki makna yang
berbeda-beda. Menurut Taufik Abdullah, mantan Ketua LIPI, krisis
nasionalisme yang dialami bangsa Indonesia merupakan hasil sebuah proses
kompleks sejarah kepemimpinan nasional yang memberikan dampak pada
jiwa-jiwa rakyatnya. Bahkan dalam salah satu artikelnya ia mengatakan
bangsa indonesia saat ini sedang mengalami “Krisis Nasionalisme,”.
Dengan demikian kaum pelajar tidak masuk dalam kategori yang terkena
krisis nasionalisme karena mereka termasuk lugu pada kasus ini.
Ancaman
dan hambatan untuk pelajar menumbuhkembangkan rasa cinta tanah air
adalah lingkungan dan globalisasi. Dan jangan lupa mereka adalah
‘Digital Native’ – lahir dan besar di era digital. Mereka lahir di masa
yang memanjakan fisik dan mobilitas seseorang di mana pelajaran mengenai
tugas dan kewajibannya sebagai warga negara menjadi sebuah hal yang
membosankan dan jadul. Untuk
itu kita sebagai tiang bangsa harus bisa menumbuhkembangkan rasa cinta
tanah air dan harus bisa menerapkan wawasan nusantara dalam kehidupan
berbangsa selain itu mengadakan seminar-seminar bertemakan nasionalisme
harus sering diadakan untuk memupuk jiwa nasinalisme para generasi muda.
Pengetahuan
tentang nusantara sangatlah penting demi terciptanya bangsa yang maju,
kuat dan tangguh. Untuk menjadi bangsa yang tangguh jiwa rela berkorban
untuk negara harus muncul dan ada pada setiap warga negara. Untuk itu
Pendidikan Bela Negara harus diberikan sejak dini kepada generasi muda
saat ini. Dalam penyampaiannyapun tentunya menggunakan sistem
pembelajaran constructive and active learning, yang berarti serangkaian
aktivitas belajar dibuat sehingga para peserta mampu secara otomatis
mengetahui apa itu wawasan kejuangan, kebangsaan dan nusantara tanpa
diberitahu oleh penyelenggara. Berbeda dengan passive learning seperti
model perkuliahan di ruangan yang menuangi peserta bagaikan sebuah teko
(guru) berisi air penuh mengalirkan air ke gelas (murid) yang kosong.
Ini namanya spoonfeeding. Tak akan berhasil mencapai sasaran
pembelajaran, yakni nasionalisme.
Bukankah
kini outbond banyak digandrungi. Juga permainan pinball, dan soft air
gun. Kegiatan yang memerlukan taktik dan sedikit adrenalin ini tentunya
bisa menjadi bagian dari Pendidikan Bela Negara. Ini bisa dijadikan
sebagai daya tarik pelajar. Belum lagi kalau mereka diperkenalkan dengan
mobilitas pasukan dari Titik Bongkar (TB) ke Daerah Persiapan (DP)
untuk melakukan penyerangan. Pastinya dalam perang konvensional, dari TB
ke DP jaraknya tidaklah dekat dikarenakan titik sasaran berada di
sebuah ketinggian. Mereka dapat melatih fisik mereka sembari menikmati
alam.
Banyak
sekali bagian dari Pendidikan Bela Negara yang bisa diperkenalkan dan
diperlatihkan kepada pelajar dengan cara yang menyenangkan tanpa tekanan
baik Pilih Jurit Tangkas (PJT), pertahanan, serangan, patroli, bahkan
sampai pengenalan senjata. Yang penting outcome pembelajaran harus sudah
diset termasuk skill dan knowledge yang diharapkan. Penggunaan sistem
level juga sangat berarti agar siswa punya semangat untuk berkompetisi.
Masalah
pendanaan dan promosi sepertinya bisa melibatkan pihak swasta. Bidang
Bela Negara sudah selayaknya mendapatkan perhatian para pengusaha di
samping pendidikan dan kesehatan, karena ketahanan nasional dan masa
depan persatuan bangsa juga merupakan masalah bersama. Tentunya
diperlukan departemen khusus untuk secara intensif menawarkan program
ini kepada swasta dan juga insentifnya. Departemen yang ditunjuk harus
bisa memberikan penyadaran betapa arti penting Pendidikan Bela Negara.
Biasanya, perusahaan akan mem-blow up kegiatan CSR mereka melalui media
massa. Dengan demikian diharapkan banyak pengusaha yang akan bergabung
untuk mendukung program ini.
Perang
terbuka memang jangan sampai terjadi. Namun, walau nantinya harus
terjadi Indonesia sudah siap dengan salah satu potensinya yakni sumber
daya manusia yang memiliki keterampilan dasar tempur.
Sehingga Wawasan Nusantara/pengetahuan Nusantara harus benar-benar diwariskan kepada generasi muda yang merupakan tiang bangsa kemudian diterapkan dalam sikap dan tingkah laku sebagai bangsa Indonesia
yang terdiri dari berbagai ragam suku, ras dan budaya yang memiliki
ciri khas daerahnya masing-masing namun tetap memiliki rasa satu
kesatuan yang kuat untuk menjaga tanah air dari ancaman bangsa lain.
Salah satu manfaat paling nyata dari penerapan Wawasan Nusantara. Khususnya di bidang wilayah. Adalah diterimanya konsepsi nusantara di forum internasional.
Sehingga terjaminlah integritas wilayah territorial Indonesia. Laut
nusantara yang semula dianggap “laut bebas” menjadi bagian integral dari
wilayah Indonesia. Pertambahan luas wilayah sebagai ruang lingkup
tersebut menghasilkan sumber daya alam yang mencakup besar untuk
kesejahteraan bangsa Indonesia. Pertambahan luas wilayah tersebut dapat
diterima oleh dunia internasional terutama negara tetangga yang
dinyatakan dengan persetujuan yang dicapai.
Dewasa
ini kita menyaksikan bahwa kehidupan individu dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara sedang mengalami perubahan. Dan kita juga
menyadari bahwa faktor utama yang mendorong terjadinya proses perubahan
tersebut adalah nilai-nilai kehidupan baru yang di bawa oleh negara maju
dengan kekuatan penetrasi globalnya. Apabila kita menengok sejarah
kehidupan manusia dan alam semesta, perubahan dalam kehidupan itu adalah
suatu hal yang wajar, alamiah.
Dalam
dunia ini, yang abadi dan kekal itu adalah perubahan. Berkaitan dengan
wawasan nusantara yang syarat dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia
dan di bentuk dalam proses panjang sejarah perjuangan bangsa, apakah
wawasan bangsa Indonesia tentang persatuan dan kesatuan itu akan
terhanyut tanpa bekas atau akan tetap kokoh dan mampu bertahan dalam
terpaan nilai global yang menantang Wawasan Persatuan bangsa. Tantangan
itu antara lain adalah pemberdayaan rakyat yang optimal, dunia yang
tanpa batas, era baru kapitalisme, dan kesadaran warga negara.
F. Peranan Wawasan Nusantara Terhadap Kedaulatan Nasional Kedepan
Wawasan
Nusantara berperan penting terhadap kedaulatan suatu negara. Bagaimana
mungkin suatu negara dapat berdiri dengan kuat jika rakyatnya belum
memiliki rasa kesatuan yang kuat dan memiliki rasa kekeluargaan saling
memiliki dan saling menjaga tanah airnya, dimana tanah airnya merupakan
tempat dimana ia dilahirkan.
Pengetahuan
tentang Wawasan Nusantara dapat menumbuh kembangkan rasa cinta tanah
air untuk menjaga tanah air dari segala bentuk ancaman negara lain yang
tergiur dengan segala pesona kekayaan alam dan budaya yang dimiliki
bangsa Indonesia. Untuk itu kita sebagai generasi muda yang merupakan
tiang bangsa harus memiliki dua arah pandang Wawasan Nusantara yaitu:
1. Arah Pandang ke Dalam
Arah
pandang ke dalam bertujuan menjamin perwujudan persatuan kesatuan
segenap aspek kehidupan nasional , baik aspek alamiah maupun aspek
sosial . Arah pandang ke dalam mengandung arti bahwa bangsa Indonesia
harus peka dan berusaha untuk mencegah dan mengatasi sedini mungkin
faktor – faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa dan harus
mengupayakan tetap terbina dan terpeliharanya persatuan dan kesatuan
dalam kebinekaan .
2. Arah Pandang ke Luar
Arah
pandang keluar ditujukan demi terjaminnya kepentingan nasional dalam
dunia yang serba berubah maupun kehidupan dalam negeri serta dalam
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan , perdamaian abadi
, dan keadilan sosial , serta kerjasama dan sikap saling hormat
menghormati . Arah pandang ke luar mengandung arti bahwa dalam kehidupan
internasionalnya , bangsa Indonesia harus berusaha mengamankan
kepentingan nasionalnya dalam semua aspek kehidupan , baik politik ,
ekonomi , sosial budaya maupun pertahanan dan keamanan demi tercapainya
tujuan nasional sesuai dengan yang tertera pada Pembukaan UUD 1945 .
Selain itu demi terciptanya kedaulatan nasional kedepan kita sebagai bangsa Indonesia harus memilki
Ø Kesadaran
cinta tanah air di kalangan masyarakat, untuk menumbuhkan semangat bela
negara sebagai tanggung jawab setiap warga negara Indonesia.
Ø Sistem informasi cepat dan deteksi dini yang menjangkau seluruh pelosok daerah guna mencegah timbulnya konflik dan perpecahan.
Ø Mencegah
munculnya daerah-daerah rawan karena faktor alam atau manusia yang akan
menjadi penyebab berkembangnya berbagai bentuk konflik sosial yang
merugikan kerukunan dan kedamaian masyarakat, mengganggu integritas
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Diharapkan
dengan adanya rasa saling memiliki dan rasa tanggung jawab bersama
untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa inilah kedepannya bangsa
Indonesia dapat menjadi negara yang kuat dan menjadi bangsa yang tidak
mudah dipermainkan negara lain sehingga bangsa Indonesia dapat menemukan
jati dirinya sebagai bangsa yang kuat, dan mampu bertahan dalam kancah
persaingan Internasional. Agar jangan sampai bangsa Indonesia kehilangan
kekayaannya baik berupa kekayaan alamnya yang melimpah maupun kekayaan
budayanya yang begitu beranekaragam. Jangan sampai kekayaan bangsa
Indonesia nanti diklaim ataupun dirampas secara paksa oleh bangsa lain
seperti yang lalu.
Bukti nyata yang sudah terjadi adalah lepasnya pulau Sipadan dan Ligitan ke tangan Malaysia, sedangkan
bukti sejarah jelas-jelas menyatakan bahwa pulau Sipadan dan pulau
Ligitan adalah bagian dari wilayah Nusantara dan merupakan bagian dari
wilayah Kerajaan Bulungan di Kalimantan Timur. Masih ada kemungkinan
ancaman lain dari luar yang dapat merugikan Indonesia dalam
mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, kondisi faktual diantaranya klaim Malaysia terhadap blok Ambalat di kalimantan Timur, klaim
batas wilayah laut oleh Singapura dan batas-batas Negara Indonesia di
daratan pulau Kalimantan, pulau Irian jaya dan pulau Timor.
Dihadapkan
kepada kondisi bangsa Indonesia saat ini maka sudah mulai terjadi
pengingkaran terhadap cita-cita Patih Gajah Mada sebagai nenek moyang
bangsa Indonesia yang telah mempersatukan Nusantara melalui sumpahnya.
Bukti nyata yang sudah terjadi adalah lepasnya pulau Sipadan dan Ligitan
ke tangan Malaysia, sedangkan
bukti sejarah jelas-jelas menyatakan bahwa pulau Sipadan dan pulau
Ligitan adalah bagian dari wilayah Nusantara dan merupakan bagian dari
wilayah Kerajaan Bulungan di Kalimantan Timur. Masih ada kemungkinan
ancaman lain dari luar yang dapat merugikan Indonesia dalam
mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, kondisi faktual diantaranya klaim Malaysia terhadap blok Ambalat di kalimantan Timur, klaim
batas wilayah laut oleh Singapura dan batas-batas Negara Indonesia di
daratan pulau Kalimantan, pulau Irian jaya dan pulau Timor.
Sedangkan bangsa indonesia saat ini ada
isu disintegrasi bangsa yang dilakukan oleh kelompok tertentu seperti
diwilayah propinsi Irian jaya (Papua) yang mengarah kepada konflik
vertikal dan kerusuhan sosial yang terjadi di beberapa daerah yang
mengarah kepada konflik horizontal apabila dibiarkan terus berkembang
maka dapat mengancam kemungkinan terjadinya disintegrasi bangsa.
Sehingga perlu adanya pemahaman terhadap wawasan Nusantara sebagai wawasan kebangsaan Indonesia dan menjadi nilai dasar Ketahanan Nasional Indonesia, sebagaimana dikatakan oleh pakar ketahanan nasional Sayidiman
Suryohadiprojo, Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia
terhadap eksistensi dirinya ditengah-tengah masyarakat Internasional. Secara prinsip, Indonesia adalah Negara kesatuan yang berlandaskan Pancasila. Sedangkan
keanekaragaman ras, suku, agama dan bahasa daerah merupakan khasanah
budaya yang dapat menjadi unsur pemersatu bangsa. Dengan demikian apa yang sudah dirintis oleh nenek moyang bangsa Indonesia dari masa kejayaan Kerajaan Majapahit perlu dipertahankan dan dilestarikan kedaulatannya oleh seluruh rakyat Indonesia dalam kerangka NKRI dengan sesanti Bhineka Tunggal Ika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar