Jumat, 13 Juli 2012

Gedung Kirtya Provinsi Bali


1.      Gedung Kirtya Provinsi Bali 
a.       Waktu berkunjung

Hari              : Rabu
Tanggal        : 29 April 2009
Waktu          : 12.30 – 14.30 WITA
Alamat         : Jl. Veteran No. 20 Buleleng, Singaraja
b.      Penerima      : I Ketut Suharsana (kepala UPTD Gedong Kirtya)
c.       Kegitan mahasiswa
               Mendengarkan ceramah atau penjelasan I Ketut Suharsana, observasi dan mendokumentasi beberapa ruang gedung Kirtya.
d.      Informasi materi
                     Gedung Kirtya sebenarnya berasal dari kata gedung gergil yang berarti tempat untuk mencari ketentraman hidup lahir dan batin. Gedung inni diprakasai oleh orang Belanda yaitu Lihring Magetuk yang dibagun pada tahun 1928. gedung ini memiliki 2 fungsi yaitu sebagai museum dan perpustakaan.
               Saat ini gedung Kirtya memiliki koleksi sekitar 7.000 lontar dan 8.538 judul buku. Sebagian besar koleksinya adalah hasil dari penyalinan dan penerjemahan tulisan lontar dari bahasa sansekerta, jawa kuna dan Bali kuna kedalam bahasa Indonesia. Saat ini gedung tersebut sudah menerjemahkan sebanyak 30 judul buku, namun yang sudah dicetak menjadi buku baru hanya 5 buah buku karena masalah anggaran yang minim dan terbatas. Sedangkan didalam gedung kirtya 28 buku hasil terjemahan lontar yang dipajang, yaitu :
1.      Babad Arya Jlantik                 14. Kalimusada Satus
2.      Babad Arya Tahanan              15. Usada Sari
3.      Babad Ksatria Tanah Bali       16. Kekawin Kakaba
4.      Usada Bali                              17. Kala Tatwa
5.      Kalimusada Putih                    18. Tutur Kedung Kemular
6.      Tutur Sanghyang Tatwa-        19. Kajian Lontar Siwagama 2
      Pengelaran                              
7.      Katuturan Jro Pasek-               20. Asta Kosala Kosali Asta Bhumi-
      Bulilem                                         Eka Prathama Dharma Kahuripan
     
8.      Katuturan Semara Tantra        21. Babad Mengwi
9.      Satuo Babang Teken Bejatul 22. Alih Aksara dan Alih Bahasa-  
                                                             Lontar
10.  Kidung Mituturin Awak         23. Brahmana Wangsa
11.  Gagalika Rontal Sanghyang- 24. Batur Kelawasan
      Titwajrana                               25. Usana Jawa dan Usana Bali
12.  Wariga                                     26. Bancangah Pasek
13.  Presasti Pesek Gelgel              27. Alih Aksaara, Alih Bahasa dan -
14.  Babad Pasek Kayu Selem             Kajian Samdaringma
               Selaian buku hasil terjemahan lontar, gedung Kirtya ini juga mennyimpan koleksi buku-buku tentang Belanda, buku-buku hasil terjemahan berbahasa Eropa, seperti Jerman, Perancis dan Inggris. Namun buku-buku terbitan Eropa itu semestinya perlu diperbaiki atau dijilid ulang sebab buku-buku yang ada kebanyakan berumur 300 tahun.
e.       Kelamah atau kendala
               Kendala kami adalah tempat yang kurang luas bagi semua mahasiswa untuk mengamati, melihat dan mengumpulkan data di gedung Kirtya serta kurangnya atau terbatasnya waktu berkunjung.

Rabu, 11 Juli 2012

Desa Adat di Provinsi Bali

1.      Desa Adat di Provinsi Bali
a.       Waktu berkunjung
Hari              : Selasa
Tanggal        : 28 April 2009
Waktu          : 11.10 – 14.30 WITA
Alamat         : Tenganan Kec. Manggis, Kab. Karang Asem
b.      Penerima      : Bapak Nyoman Yade
c.       Kegiatan mahasiswa
               Melihat tarian barong, mendengarkan penjelasan mengenai desa adat oleh pemangku adat, mengajukan pertanyaan dan mengambil gambar sebagai dokumentasi.
d.      Informasi materi
               Desa adat atau desa Batu Bulan terletak di Tenganan kecamatan Manggis, kabupaten Karang Asem. Bapak Nyoman Yode selaku pendesa yang mengkoordinir 3 desa adat. Kepala di desa Adat disebut Prebengke, desa Adat atau Batu Bulan dibagi menjadi 3 :
1)      Desa Adat Tegaltamu
         Terdiri dari 2 banjar yaitu banjar pengembangan dan banjar tegaltamu.
2)      Desa Adat Jero Kuta
         Desa Adat ini terdiri dari 7 banjar yaitu banjar tegaljaya, banjar denjalan, banjar pagutan kaja, banjar pagutan kelod, banjar batur, peganbangan dan banjar telabah.
3)      Desa Adat Dlod Tukod
         Desa ini juga terdiri dari 7 banjar yaitu banjar buitan, banjar kalah, banjar tubuh, banjar tegehe, banjar menguntur dan banjar sasih.
e.       Kelemahan atau kendala
               Kurangnya waktu tanya jawab, cuaca yang panas sehingga ngantuk dan kurangnya tempat duduk.

Senin, 09 Juli 2012

Dinas Kebudayaan Prov. Bali


1.      Dinas Kebudayaan Prov. Bali
a.       Waktu berkunjung
Hari              : Selasa
Tanggal        : 28 April 2009
Waktu          : 09.00 – 10.40 WITA
Alamat         : -
b.      Penerima               : Bapak Mayan
c.       Kegiatan mahasiswa
               Kegiatan yang kami lakukakan adalah mengambil gambar sebagai dokumentasi, melihat foto-fotomengenai kebudayaan Bali yang terpampang dalam ruangan dan mengambil panflet yang telah disediakan.
d.      Informasi materi
               Kebudayaan Bali mempunyai akar sejarah yang panjang berintikan nilai-nilai luhur yang dijiwai oleh agama Hindu mencakkup unsur-unsur yang sangat luas. Secara tradisi didalamnya tercakup tradisi kecil pra-Hindu, tradisi besar Hindu dan tradisi modern, hal ini membuat kebudayaan Bali secara hakiki memiliki jati diri yung jelas. Nilai-nilai inti kebudayaan Bali selama berabad-abad tampak dalam warisan budaya yang masih hidup hingga hari ini, dengan agama Hindu sebagai jiwanya hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan kebudayaan Bali. Hal ini membuat masyarakat Bali pedoman “kebudayaan sebagai payung pembangunan fisik, sosial dan pariwisata secara berkelanjutan”
               Masyarakat Bali mempunyai tekad yang sangat kuat dalam pelestarian warisan budaya. Tekad inni terwujud pada level mikro (keluarga), mezzo (desa adat) dan makro (daerah) dengan partisipasi publik dan konsep Bhineka Tunggal Ika. Dalam mewujudkan kesejahteraan, masyarakat Bali juga bertekad untuk mewujudkan kemakmuran yang lebih tinggi melalui upaya-upay ekonomis, kepariwisataan dan teknologi. Kemauan ekonomis ini membawa implikasi adanya neragam peluang dan tekanan bagi lingkungan serta budaya. Upaya strategis untuk mengantisipasi peluang dan menjawab tekanan adalah melalui pelestarian warisan budaya dan mengembangkan perkembangan paradigma pembangunan berwawasan budaya. Tugas unit Dinas Kebudayaan Bali terhadap pelestarian budaya adalah :
1.      Mendukung langkah-langkah lembaga pelestarian.
2.      Memberikan saran pelestarian ke desa adat dan pihak swasta.
3.      Memberikan saran kebijakan dan petunjuk teknis.
4.      Menyiapkan survey ke wilayah warisan budaya.
5.      Mengembangkan misi pendidikan tentang pelestarian.
6.      Menyusun strategi terhadap masuknya investor.
e.       Kelemahan dan kendala
               Kendala utama kami adalah tidak adanya pemandu yang menjelaskan tentang kebudayaan Bali dan terlalu sedikitnya pamflet yang dibagikan kepada mahasiswa.