1.
Gedung
Kirtya Provinsi Bali
a. Waktu
berkunjung
Hari :
Rabu
Tanggal :
29 April 2009
Waktu :
12.30 – 14.30 WITA
Alamat :
Jl. Veteran No. 20 Buleleng, Singaraja
b. Penerima
: I Ketut Suharsana (kepala UPTD Gedong
Kirtya)
c. Kegitan
mahasiswa
Mendengarkan ceramah atau penjelasan I Ketut
Suharsana, observasi dan mendokumentasi beberapa ruang gedung Kirtya.
d. Informasi
materi
Gedung Kirtya sebenarnya berasal dari kata
gedung gergil yang berarti tempat untuk mencari ketentraman hidup lahir dan
batin. Gedung inni diprakasai oleh orang Belanda yaitu Lihring Magetuk yang
dibagun pada tahun 1928. gedung ini memiliki 2 fungsi yaitu sebagai museum dan
perpustakaan.
Saat ini gedung Kirtya memiliki koleksi sekitar 7.000 lontar
dan 8.538 judul buku. Sebagian besar koleksinya adalah hasil dari penyalinan
dan penerjemahan tulisan lontar dari bahasa sansekerta, jawa kuna dan Bali kuna
kedalam bahasa Indonesia. Saat ini gedung tersebut sudah menerjemahkan sebanyak
30 judul buku, namun yang sudah dicetak menjadi buku baru hanya 5 buah buku
karena masalah anggaran yang minim dan terbatas. Sedangkan didalam gedung
kirtya 28 buku hasil terjemahan lontar yang dipajang, yaitu :
1. Babad
Arya Jlantik 14. Kalimusada Satus
2. Babad
Arya Tahanan 15. Usada Sari
3. Babad
Ksatria Tanah Bali 16. Kekawin Kakaba
4. Usada
Bali 17. Kala
Tatwa
5. Kalimusada
Putih 18.
Tutur Kedung Kemular
6. Tutur
Sanghyang Tatwa- 19. Kajian Lontar
Siwagama 2
Pengelaran
7. Katuturan
Jro Pasek- 20. Asta Kosala
Kosali Asta Bhumi-
Bulilem
Eka Prathama Dharma Kahuripan
8. Katuturan
Semara Tantra 21. Babad
Mengwi
9. Satuo
Babang Teken Bejatul 22. Alih Aksara dan
Alih Bahasa-
Lontar
10. Kidung
Mituturin Awak 23. Brahmana Wangsa
11. Gagalika
Rontal Sanghyang- 24. Batur Kelawasan
Titwajrana
25.
Usana Jawa dan Usana Bali
12. Wariga 26.
Bancangah Pasek
13. Presasti
Pesek Gelgel 27. Alih
Aksaara, Alih Bahasa dan -
14. Babad
Pasek Kayu Selem Kajian Samdaringma
Selaian buku hasil terjemahan lontar, gedung Kirtya
ini juga mennyimpan koleksi buku-buku tentang Belanda, buku-buku hasil
terjemahan berbahasa Eropa, seperti Jerman, Perancis dan Inggris. Namun
buku-buku terbitan Eropa itu semestinya perlu diperbaiki atau dijilid ulang
sebab buku-buku yang ada kebanyakan berumur 300 tahun.
e. Kelamah
atau kendala
Kendala kami adalah tempat yang kurang luas bagi semua
mahasiswa untuk mengamati, melihat dan mengumpulkan data di gedung Kirtya serta
kurangnya atau terbatasnya waktu berkunjung.